kompasiana

citizen jurnalizm

Politik

Wasekjen PBNU Respons Terhadap Pernyataan PKB: Mesra dengan Garis Kanan Keras Itu yang Korslet

Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sulaeman Tanjung, memberikan tanggapan terhadap pernyataan Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, yang menyebut warga Nahdlatul Ulama (NU) yang tidak memilih Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) sebagai “korslet” (korsleting atau pendek pikiran). Sulaeman Tanjung membalas dengan menyatakan bahwa warga NU yang mendekatkan diri dengan kelompok garis kanan garis keras yang sebenarnya yang “korslet.”

“Warga NU itu sudah cerdas. Tidak akan memilih calon yang dekat dengan kelompok garis kanan garis keras. Warga NU yang bersahabat dengan garis kanan itulah yang korslet. Jangan dibalik-balik,” kata Sulaeman Tanjung dalam keterangan tertulis, Jumat (26/1/2024).

Menurut Sulaeman, dari para calon wakil presiden yang ada, semuanya adalah warga NU kultural. Ia menegaskan bahwa tidak ada satu pun kandidat cawapres yang memiliki posisi sebagai wakil ketua atau pengurus NU struktural.

Sulaeman menjelaskan bahwa Muhaimin Iskandar (Cak Imin) hingga saat ini tidak pernah tercatat sebagai pengurus NU. Begitu juga dengan calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming, dan calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud Md, yang tidak pernah menjabat sebagai pengurus NU.

“Coba kita lihat, itu Muhaimin apa pengurus NU, Pak Mahfud juga apa pengurus NU. Jadi posisinya sama dengan Mas Gibran. Sama-sama anak NU, lahir dan besar dari orang tua NU,” ungkap Sulaeman.

Sulaeman kemudian mengingatkan tentang posisi ayah Gibran, Presiden Jokowi, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pengampu Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU). GKMNU sendiri merupakan sebuah gerakan yang menjadi andalan PBNU.

“Jadi hati-hati dalam memilah. Jangan malah memilih calon yang mengklaim NU tapi malah berangkulan dan bersahabat dengan kelompok garis keras. Apalagi jika capres dan cawapresnya memiliki ideologi yang berbeda. Ini bisa menjadi bahaya jika terpilih,” tegasnya.