Demak – Keempat tanggul di Demak mengalami kebocoran karena tak mampu menahan derasnya aliran air. Dampaknya, banjir merata di 6 kecamatan dan menyebabkan lebih dari 15 ribu warga terdampak.
Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto, menyatakan bahwa untuk penanganan sementara, mereka melakukan penambalan tanggul dengan menggunakan material seadanya. Namun, untuk tanggul yang telah jebol, mereka harus menunggu hingga air surut sebelum dapat melakukan tindakan lebih lanjut.
“Untuk sementara, kami melakukan penambalan dengan cara sederhana bersama masyarakat, menggunakan karung-karung,” tambahnya.
Sugiharto juga menyampaikan harapannya kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memperkuat tanggul yang sering mengalami kebocoran.
“Kami berharap agar Balai Besar Wilayah Sungai dapat memperkuat tanggul yang rentan jebol,” jelasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, M. Agus Nugroho, menyatakan bahwa banjir meluas di 6 kecamatan, yaitu Karangawen, Kebonagung, Wonosalam, Karangtengah, Gajah, dan Dempet. Akibatnya, 4.107 keluarga atau sekitar 15.787 jiwa terdampak di 15 desa.
Penyebab meluasnya banjir di Kabupaten Demak adalah hujan deras di wilayah hulu dan peningkatan debit air, yang menyebabkan kebocoran pada 4 tanggul.
Berikut adalah 4 titik tanggul yang mengalami kebocoran:
- Tanggul Kanan dan Kiri Dukuh Mangun, Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen
- Tanggul Kanan Sungai Cabean, Dukuh Ngemplik, Desa Sidorejo
- Tanggul Sungai Tuntang, Desa Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung
- Tanggul Kanan Kali Tuntang, Desa Kalianyar dan Desa Tlogodowo, Kecamatan Wonosalam
Banjir ini juga memengaruhi sektor pertanian dengan luas lahan sawah terdampak mencapai sekitar 1008 hektare.
Tindakan mendesak yang dibutuhkan termasuk pendirian dapur umum, bantuan logistik, zak, bambu, tikar, selimut, obat-obatan, dan penggunaan alat berat untuk membantu proses penanganan.