kompasiana

citizen jurnalizm

banjir-demak
Berita

Permukiman Desa Loiren Demak Masih Terendam, Kendaraan Terpaksa Menerjang Air

Demak – Wilayah Desa Loireng, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak masih terendam banjir, menyebabkan permukiman warga tergenang selama seminggu terakhir. Pantauan dilokasi pada pukul 17.20 WIB, Sabtu (23/3/2024), menunjukkan bahwa area gang di sekitar sawah dan tambak sepanjang 1,5 kilometer terendam dengan ketinggian air mencapai 20 hingga 40 cm. Jalan ini merupakan satu-satunya akses keluar masuk warga dari permukiman.

Beberapa kendaraan berusaha melintasi banjir, namun beberapa di antaranya terjebak macet. Warga terlihat berjalan kaki di sekitar area tersebut.

Di beberapa area permukiman, genangan banjir bahkan mencapai ketinggian lebih dari 50 cm, terutama di depan SD Loireng dan beberapa gang lainnya.

Sebelumnya, di jalan menuju Pantura jalur Semarang-Demak, terlihat sepeda motor diparkir dengan posisi melintang. Parkiran sepeda motor tersebut membentang hingga sekitar 200 meter.

Salah seorang warga Loireng, Baim (35 tahun), menjelaskan bahwa banjir telah terjadi sejak seminggu yang lalu. Meskipun telah ada pompa yang beroperasi, namun efektivitasnya baru terasa belakangan ini.

“Dua titik mencapai 80 cm. Yaitu di depan SD Loireng, jembatan tengah, dan dua titik di desa yang lebih dalam,” katanya.

Baim menjelaskan bahwa banjir disebabkan oleh jebolnya tanggul di Desa Tambakroto, Kecamatan Sayung, satu minggu yang lalu. Air yang tidak bisa mengalir dengan lancar menyebabkan permukiman di Loireng terendam.

“Ini sudah mulai surut, sekitar 80 cm. Dulu, airnya sampai setinggi pinggang orang dewasa, sekitar satu meter,” tambahnya.

Banjir tersebut merendam sebagian besar rumah warga. Warga, yang mayoritas bekerja di pabrik, memarkirkan motor mereka di area gang sekitar sawah dan tambak tersebut.

“Ini sudah merendam sebagian besar rumah, hampir 80 persen. Warga saling bergantian menjaga motor mereka di sana. Itu satu-satunya akses untuk warga,” ujarnya.

Penjagaan di area parkir tersebut dilakukan secara sukarela oleh warga setempat. Mereka bergantian menjaga parkir sepanjang siang dan malam tanpa adanya bayaran.

“Kami melakukan ini secara sukarela, tanpa bayaran. Namun, jika ada yang memberi kopi sebagai tanda terima kasih, kami akan menerimanya. Namun, jika ada yang memberi uang, saya menolak,” katanya.

Mayoritas warga bekerja di pabrik, dan mereka memarkirkan motor mereka di gang tersebut.

Sementara itu, Bupati Demak, Eisti’anah, setelah meninjau banjir di Loireng dan Sayung, mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan pompa besar untuk menyedot banjir di dua wilayah tersebut. Pompa kecil sebelumnya tidak mampu mengatasi genangan air yang terjadi.

“Kami telah memantau, dan meminta maaf atas konsentrasi kami yang terbagi di berbagai titik. Kami telah mengirimkan tim sejak beberapa waktu lalu untuk melakukan penyedotan. Namun, setelah dievaluasi, ternyata masih kurang maksimal. Oleh karena itu, kami akan mengirimkan dua pompa besar di pinggir jalan di pintu air (Siphon bawah jembatan tol bagian barat) untuk memompa air langsung ke muara. Dengan demikian, desa Sayung dan Loireng dapat dikeringkan secara alami,” jelas Eisti di Desa Sayung.

Kendala banjir di Loireng disebabkan oleh wilayahnya yang rendah dan air laut yang pasang. Oleh karena itu, banjir sulit diatasi.

“Oleh karena itu, tidak perlu membuka pintu tersebut. Jika dibuka, air laut akan masuk ke desa tersebut. Karena itulah kami memerlukan pompa besar untuk menarik air. Perjalanan ini menggunakan pompa besar,” tambahnya.