kompasiana

citizen jurnalizm

Santri-bernama-Bintang-Balqis-Maulana-14-meninggal-dunia-dianiaya-empat-seniornya
kriminal

Pengakuan Tersangka: Santri Senior Mengakui Aniaya Bintang Hingga Meninggal

Banyuwangi – AF alias FTH (16), salah satu dari empat tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian Bintang, mengungkapkan motif di balik tindakan tragis tersebut. Pengakuan ini terjadi setelah AF diinterogasi oleh warga saat ikut mengantarkan jenazah Bintang ke rumahnya di Banyuwangi.

Suyanti, ibu korban, menyampaikan bahwa salah satu tersangka, yaitu AF, mengatakan bahwa Bintang menjadi sasaran penganiayaan karena dianggap sulit untuk diatur. Pengakuan ini terucap saat keponakan Yanti tersebut mengantar jenazah korban ke rumahnya di Banyuwangi.

“Menurut mereka, Bintang sulit untuk diatur, terutama dalam kewajiban-kewajiban agama seperti salat dan ngaji. Itulah sebabnya dia harus dipukuli,” ujar Yanti, mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh AF, pada Selasa (27/2/2024).

Mendengar pengakuan dari AF, Yanti merasa sangat terkejut. Dia merasa bahwa kesalahan yang dilakukan oleh anaknya tidak sepadan dengan tindakan kekerasan yang mengakibatkan kehilangan nyawa.

“Saya tidak bisa membayangkan seberapa besar kesalahan yang dilakukan oleh anak saya sehingga dia harus menerima perlakuan yang sangat kejam seperti itu. Ini tidak adil bahwa dia harus menderita hukuman seperti ini,” ujar Yanti, sambil menangis.

Yanti berharap bahwa hukum akan ditegakkan dengan adil. Dia ingin anaknya mendapatkan keadilan, dan dia berharap agar kejadian serupa tidak menimpa santri lain di masa depan.

“Saya memohon agar kasus ini diusut secara menyeluruh. Saya tidak memiliki kekuatan apa pun selain ini. Saya berharap agar kasus ini diusut tuntas, dan saya berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tambahnya.

Meskipun sudah mengikhlaskan kepergian anaknya, Yanti meminta kepada pihak berwenang untuk bertindak tegas dan mengungkap seluruh kebenaran dengan jelas.

“Saya ingin tahu mengapa saat anak saya disiksa, ada 15 santri lain yang berada di sekitarnya? Mengapa mereka diam dan tidak melaporkan kejadian ini kepada pihak pesantren?” tanyanya tanpa mendapat jawaban yang memuaskan.

“Yang lebih mengejutkan, sampai saat ini tidak ada ucapan belasungkawa atau duka cita yang datang dari pihak pesantren,” tambahnya.

Bintang Balqis Maulana (14), santri Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, diduga meninggal setelah mengalami penganiayaan oleh senior di pesantren tersebut. Jenazah Bintang, yang masih dibungkus dengan kain kafan dan masih ada darah yang mengalir, diantarkan oleh pengasuh pesantren dan tersangka pada Jumat (23/02) malam.